Minggu, 01 Agustus 2010

MARI BERBUAT KEBAIKAN

Renungan Ramadhan 2010

Banyak orang berpikir dan berencana bahkan lebih hebat lagi mereka “berwacana” untuk berbuat sesuatu untuk mengisi bulan Ramadhan ini dengan “hal-hal besar”.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan “hal-hal besar” di atas ? Sebelum kita membahas hal tersebut, saya akan mencoba untuk memotret berbagai aktivitas masyarakat dalam menyambut bulan Ramadhan sampai Hari Raya Idul Fitri, berdasarkan “kebiasaan” yang sering saya lihat selama ini :

1. Mereka yang “berduit” mungkin sedang sibuk mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah puasa sambil ber-umrah;
2. Ada pula mereka yang “ber-uang” sudah mempersiapkan anggaran belanja rumah tangga selama bulan Ramadhan atau bahkan membuat jadwal, tempat, daftar menu yang akan dihidangkan atau disantap pada saat saur dan berbuka selama 30 hari puasa;
3. Ada lagi yang lebih “hebat”, yaitu berpikir dan berencana untuk mengenakan pakaian apa, beli di butik mana pada saat hari raya Idul Fitri nanti. Ini mungkin typical orang yang selalu “selangkah di depan”;
4. Ada juga yang berencana untuk memberikan sedekah, infaq dan zakat yang lebih, selama Ramadhan dan Hari Raya nanti atau mengundang anak-anak yatim dan kaum dhuafa untuk berbuka puasa bersama dsb.
5. Pada umumnya masyarakat bersuka cita menyambut datangnya Ramadhan, karena mereka mengerti bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, sehingga mereka ingin meningkatkan kualitas ibadah selama bulan suci tersebut;
6. Sebagian masyarakat bersuka cita menyambut datangmya Ramadhan karena mereka berpikir bahwa setelah berpuasa, mereka akan merayakan hari raya, mengenakan pakaian baru dsb.

Apabila ke enam aktivitas ini katakanlah mewakili berbagai hal yang terjadi dalam masyarakat di dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, lalu apa sebenarnya hakekat yang bisa diambil hikmahnya, bagi kita ?

Banyak dari antara kita masih saja terperangkap pada pemikiran, saya ini orang tidak mampu atau berapa gaji saya untuk saya bisa berbuat sesuatu di bulan Ramadhan ini.

Mengapa mental dan iman kita tidak mencoba keluar dari pola pikir seperti itu, yang akhirnya menyebabkan kita buntu dan tidak berbuat sesuatu, padahal sebenarnya kita bisa melakukannya.

Di awal tulisan ini, saya SENGAJA menaruh kata “hal-hal besar” dalam tanda kutip dengan huruf kecil dengan tujuan mengingatkan kita bahwa berbuat “hal-hal besar” bukan hanya milik “ORANG-ORANG BESAR” atau milik orang-orang kaya atau orang yang merasa dirinya mampu!

Tausyah Ramadhan kali ini, saya ingin memotivasi sekaligus membangkitkan rasa “PERCAYA DIRI” orang-orang Islam yang selama ini, masih banyak yang memiliki mental “MEMINTA-MINTA”, bukan “MEMBERI”, kenapa ? Coba bayangkan berapa jumlah umat Muslim di Indonesia, saya yakin lebih dari 70%, tapi apa yang terjadi dengan pembangunan Mesjid saja, kita harus meminta-minta sumbangan di jalan-jalan, apakah ini bukan suatu hal yang ironis !

Begitu pula dalam berbuat sesuatu, khususnya di bulan Ramadhan, ketika kita berhadapan dengan kata sedekah,infaq atau zakat saja, langsung yang terpikir adalah kalimat, saya tidak mampu atau berapa gaji saya, jangankan untuk bersedekah, untuk makan sehari-hari saja masih kurang.

Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang mengecilkan dirinya sendiri, kita semua pada hakekatnya adalah “ORANG MAMPU” kenapa ? Karena kita diberikan AKAL BUDI dan IMAN oleh Allah SWT, dan hanya kepada manusia Allah SWT memberikan hal itu, kenapa kita berani mengatakan bahwa kita “TIDAK MAMPU”, bukankah hal itu sama saja dengan kita juga mengecilkan Kuasa ALLAH SWT ?

Perbuatan yang dinilai besar tidak selalu diukur dari fisik semata, tetapi NIAT dan IKHTIAR pun, di hadapan Allah SWT, bisa lebih besar dari wujud fisik yang kita bayangkan. Kita wajib merasa “kecil” hanya di hadapan NYA saja, karena memang hanya Allah SWT yang wajib “DIBESARKAN” dalam hidup kita, karena kita adalah milik NYA dan DIA menguasai seluruh kehidupan kita.

Marilah di dalam bulan Ramadhan ini kita merubah MENTAL dan IMAN kita yang selama ini sudah terlalu lama terperangkap dalam KELESUAN dan KETIDAKPERCAYAAN DIRI. Katakan dalam hati dan tunjukkan dalam perbuatan, bahwa kita sebagai umat Muslim mampu menjadi “Pemberi” bukan “Peminta”, dengan melakukan sesuatu dari hal terkecil yang bisa kita lakukan, untuk menolong orang lain, khususnya anak-anak yatim dan kaum dhuafa.

Sekali lagi jangan mengukur sesuatu dari apa yang bisa kita lakukan namun berbuatlah dengan IKHLAS,TULUS dan hanya karena Allah SWT semata, karena yang akan menilai NIAT dan IKHTIAR, sekecil apapun yang kita lakukan, hanya Allah SWT, bukan diri kita atau orang lain. Amin.

Selamat menunaikan ibadah Ramadhan, semoga Allah SWT selalu mengaruniai kekuatan, ketabahan dan keikhlasan di dalam kita menjalankannya.Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Pimpin Nagawan

Tidak ada komentar: